Kalimat Istigfar dalam Tiap Teguk Segelas Es Teh

muslimah doa

Pagi itu 14 april 2011,.. turun dari angkot q berjalan perlahan menuju kantor tempat q magang.. . terasa sekali perutku keroncongan, perih rasanya…. Dengan langkah gontai kulewati trotoar depan barisan toko-toko yang masih tutup waktu itu… Sederetan warung bubur ayam di belakang swalayan kulewati begitu saja. Walaupun pada saat itu perih di perutku dah ga bisa ku tahan lagi…. Sebuah warung nasi rames terlihat agak mojok… ‘dari pada bikin sakit perut dan maghku kambuh mending ku mampir dulu aja’…. pikirku dalam hati…

Masuklah ku ke dalam kedai kecil itu. Tersedia beberapa macam lauk dan sayur masih hangat. Namun seakan lidahku tak berselera untuk menyantap masakan yang tersedia.

“Silahkan mas,… sarapan mas…?” kata seorang ibu pemilik kedai, sambil goreng tempe dia menyapaku.

“Teh anget bu….” Tanpa pikir panjang ku minta segelas teh anget.

Segelas teh anget terhidang, q ambil tempe goreng tuk melengkapi menu sarapanku pagi ini.

Sambil menikmati sarapanku, seorang wanita paruh baya datang ke kedai itu. Mirip seseorang yang berprofisi sebagai karyawati, baju atas batik, celana hitam… Duduk disebelahku dengan segelas teh anget dan sepiring nasi sayur pecel..

Dia ambil tissu, dia bersihkan tangannya kemudian memejamkan mata.. lewat satu detik… dua detik… tiga… empat….lebih dari satu menit dia memejamkan mata… terakhir apa yang dia lakukan… dia sentuh kening, kemudian dia sentuh dada bagian atas kiri dan kanan… tau apa maksudnya….???? Seorang non muslim, kristen.

Ku termenung sejenak…. Wajahku tertunduk… ’dah lama ku tak berdo’a..’ pikirku dalam hati… Ingat waktu kecil.. di TPA dulu q hafalkan do’a sebelum dan setelah makan, do’a keluar masuk WC q tak pernah lupa, do’a mau tidur dan bangun tidur juga diluar kepala … Di sekolah do’a-do’a harian terus di dibaca berulang-ulang,.. Tapi sekarang…. Enta sejak kapan kebiasaan itu seakan hilang dari hari-hariku.…

Ku tertunduk malu… Malu pada diriku…. Malu kepda Dzat yang memberiku hidup pagi ini….

Ku kunyah tempe goreng yang ada ditanganku kemudian ku telan perlahan…. Kali ini… bukan hanya seteguk teh anget yang mendorong tempe itu masuk ke dalam tenggoronganku… namun.. bersamaan dengan itu, untaian kalimat istigfar terus mengalir… mengalir dan mengalir masuk kedalam kerongkonganku dan terakhir bersarang didadaku. Ada sedikit sesak ku rasakan, Tiap teguk kulakukan, tiap ku menelan kunyahan tempe goreng, ku ucapkan kalimat itu ….

Muhasabahlah…… Kemudian Istigfar…

Posting Komentar

0 Komentar