Berbahagialah Orang-Orang yang Terasing

1Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda:

«بَدَأَ اْلإِسْلاَمَ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ»

“Islam muncul pertama kali dalam keadaan terasing dan akan kembali terasing sebagaimana mulainya, maka berbahagilah orang-orang yang terasing tersebut”

Beberapa Sifat Orang-orang Yang Terasing

1. Senantiasa melakukan perbaikan/perubahan ketika manusia sudah rusak.
Hadits yang diriwayatkan dari Sahal bin Saad As-Saidi ra., Rasulullah saw bersabda:

«بَدَأَ اْلإِسْلاَمَ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ غَرِيبًا كَمَا بَدَأَ فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ، قَالُوا يَا رَسُولَ اللهِ وَمَنْ اَلْغُرَبَاءُ؟ قَالَ الَّذِيْنَ يُصْلِحُونَ عِنْدَ فَسَادِ النَّاس»

“Islam muncul pertama kali dalam keadaan terasing dan akan kembali terasing sebagaimana mulainya, maka berbahagialah orang-orang yang terasing tersebut. Para sahabat berkata, “Wahai Rasulallah, siapa al-ghuraba ini?” Rasulullah saw. bersabda, “Mereka adalah orang-orang yang melakukan perbaikan ketika manusia sudah rusak.” (Hadits ini diriwayatkan oleh At-Thabrani dalam Al-Kabir).

2. Jumlahnya Sedikit

Ahmad dan Ath-Thabrani dari Abdullah bin Amru, ia berkata; Pada suatu hari saat matahari terbit aku berada di dekat Rasulullah saw., lalu beliau bersabda:

«يَأْتِي قَوْمٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ نُورُهُمْ كَنُورِ الشَّمْسِ، قَالَ أَبُو بَكْرٍ: نَحْنُ هُمْ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: لاَ وَلَكُمْ خَيْرٌ كَثِيرٌ وَلَكِنَّهُمْ الْفُقَرَاءُ وَالْمُهَاجِرُونَ الَّذِينَ يُحْشَرُونَ مِنْ أَقْطَارِ اْلأَرْضِ، ثم قَالَ: طُوبَى لِلْغُرَبَاءِ، طُوبَى لِلْغُرَبَاءِ، قِيْلَ مَنْ الْغُرَبَاءُ؟ قَالَ: نَاسٌ صَالِحُونَ فِي نَاسِ سَوْءٍ كَثِيرٍ مَنْ يَعْصِيهِمْ أَكْثَرُ مِمَّنْ يُطِيعُهُمْ»

Akan datang suatu kaum kepada Allah pada hari kiamat nanti. Cahaya mereka bagaikan cahaya matahari. Abu Bakar berkata, “Apakah mereka itu kami wahai Rasulullah?” Rasulullah bersabda, “Bukan, tapi kalian mempunyai banyak kebaikan. Mereka adalah orang-orang fakir yang berhijrah. Mereka berkumpul dari berbagai penjuru bumi.” Kemudian beliau bersabda, “Kebahagian bagi orang-orang yang terasing, kebahagiaan bagi orang-orang yang terasing.” Ditanyakan kepada beliau, “Siapakah orang-orang yang terasing itu?” Beliau saw. bersabda, “Mereka adalah orang-orang shalih, yang jumlahnya sedikit di antara manusia yang buruk. Orang yang menentang mereka lebih banyak dari pada orang yang menaatinya.” (Al-Haitsami berkata hadits ini dalam Al-Kabir mempunyai banyak sanad. Para perawinya shahih).

Perlu diingat, bahwa keistimewaan karena terasing tidaklah lebih utama dari pada keistimewaan karena persahabatan (dengan Nabi). Mereka yang terasing itu tidaklah lebih istemewa dari para sahabat. Sebagian sahabat telah mendapat keistimewaan tertentu yang bukan keistimewaan karena persahabatan, tapi tetap saja keitimewaan itu tidak menjadikannya lebih utama dari pada Abu Bakar. Uwais Al-Qarniy memiliki keistimewaan tertentu yang tidak menjadikannya lebih utama dari pada para sahabat padahal ia adalah seorang tabi’in. Begitu juga kaum terasing (yang bukan tabi’in).

3. Mereka adalah kaum yang beranekaragam

Al-Hakim meriwayatkan dalam Al-Mustadrak, ia berkata hadits ini shahih isnadnya, meski tidak dikeluarkan oleh Bukhari-Muslim. Dari Ibnu Umar ra., ia berkata; Rasulullah bersabda:

»إِنَّ ِللهِ عِبَادًا لَيْسُوْا بِأَنْبِيَاءَ وَلاَ شُهَدَاءَ يَغْبَطُهُمُ الشُّهَدَاءُ وَالنَّبِيُوْنَ يَوْمَ

الْقِيَامَةِ لِقُرْبِهِمْ مِنَ اللهِ تَعَالَى وَمَجْلِسِهِمْ مِنْهُ، فَجَثَا أَعْرَابِيُّ عَلَى

رُكْبَتِيْهِ فَقَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ صِفْهُمْ لَناَ وَحَلِّهِمْ لَنَا قَالَ: قَوْمٌ مِنْ أَفْنَاءِ

النَّاسِ مِنْ نِزَاعِ الْقَبَائِلِ، تَصَادَقُوْا فِي اللهِ وَتَحَابُّوْا فِيْهِ، يَضَعُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنَابِرَ مِنْ نُوْرٍ، يَخَافُ النَّاسُ وَلاَ يَخَافُوْنَ، هُمْ

أَوْلِيَاءُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ الَّذِيْنَ لاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُوْنَ«

Sesungguhnya Allah mempunyai hamba-hamba yang bukan para Nabi dan syuhada. Para Nabi dan syuhada sangat tergiur oleh mereka di hari kiamat karena kedekatan mereka dengan Allah dan kedudukan mereka di sisi Allah. Kemudian seorang Arab Baduy (yang ada di tempat nabi berbicara) duduk berlutut, seraya berkata, “Wahai Rasulullah, jelaskanlah sifat mereka dan uraikanlah keadaan mereka pada kami!” Rasulullah bersabda, “Mereka adalah sekelompok manusia yang beraneka ragam, yang terasing dari kabilahnya. Mereka berteman di jalan Allah, saling mencintai karena Allah. Allah akan membuat mimbar-mimbar dari cahaya bagi mereka di hari kiamat. Orang-orang merasa takut tapi mereka tidak takut. Mereka adalah kekasih Allah yang tidak memiliki rasa takut (pada selain Allah ) dan mereka tidak bersedih.”

4. Mereka saling mencintai dengan ruh Allah

Yang dimaksud adalah syariat nabi Muhammad. Maksudnya, perkara yang menjadi pengikat di antara mereka adalah ideologi (mabda`) Islam, bukan yang lainnya. Mereka tidak diikat oleh ikatan yang lain, baik ikatan nasab, ikatan kekerabatan, ikatan kemaslahatan atau kemanfaatan duniawi.

Abu Dawud telah mengeluarkan hadits dengan para rawi yang terpercaya, dari Umar bin Al-Khathab ra., ia berkata; Rasulullah bersabda:

«إِنَّ مِنْ عِبَادِ اللهِ َلأُنَاسًا مَا هُمْ بِأَنْبِيَاءَ وَلاَ شُهَدَاءَ يَغْبِطُهُمْ اْلأَنْبِيَاءُ وَالشُّهَدَاءُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِمَكَانِهِمْ مِنَ اللهِ تَعَالَى، قَالُوا يَا رَسُولَ اللهِ تُخْبِرُنَا مَنْ هُمْ، قَالَ هُمْ قَوْمٌ تَحَابُّوا بِرُوحِ اللهِ عَلَى غَيْرِ أَرْحَامٍ بَيْنَهُمْ وَلاَ أَمْوَالٍ يَتَعَاطَوْنَهَا، فَوَاللهِ إِنَّ وُجُوهَهُمْ لَنُورٌ وَإِنَّهُمْ عَلَى نُورٍ، لاَ يَخَافُونَ إِذَا خَافَ النَّاسُ، وَلاَ يَحْزَنُونَ إِذَا حَزِنَ النَّاسُ، وَقَرَأَ هَذِهِ اْلآيَةَ ]أَلاَ إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللهِ لاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ[»

Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah ada sekelompok manusia. Mereka bukan para nabi dan juga bukan syuhada. Tapi para nabi dan syuhada tergiur oleh mereka di hari kiamat karena kedudukan mereka di sisi Allah Swt. Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepada kami siapa mereka itu?” Rasulullah bersabda, “Mereka adalah suatu kaum yang saling mencintai dengan ruh Allah, padahal mereka tidak memiliki hubungan rahim dan tidak memiliki harta yang mereka kelola bersama-sama. Demi Allah, wajah mereka adalah cahaya. Mereka ada di atas cahaya. Mereka tidak takut ketika manusia takut. Mereka tidak bersedih ketika manusia bersedih.” Kemudian Rasulullah membacakan firman Allah, “Ingatlah sesungguhnya para kekasih Allah itu tidak mempunyai rasa takut (oleh selain Allah) dan tidak bersedih”.

Sifat hamba-hamba Allah ini dalam riwayat Hakim dari Ibnu Umar yang telah diceritakan sebelumnya tadi dinyatakan dengan lafadz:

«تصادقوا في الله و تحابوا فيه»

Mereka saling berteman di jalan Allah dan saling mencintai karena Allah.

Dalam riwayat Ahmad dari hadits Abu Malik Al-Asy’ari dinyatakan dengan lafadz :

«لَمْ تَصِلْ بَيْنَهُمْ أَرْحَامٌ مُتَقَارِبَةٌ تَحَابُّوا فِي اللَّهِ وَتَصَافَوْا»

Tidak ada hubungan rahim serta kekerabatan di antara mereka , mereka saling mencintai karena Allah dan saling berkawan di antara mereka”.

5. Mereka memperoleh kedudukan itu tanpa menjadi syuhada

Hal ini dikarenakan dalam hadits dikatakan para syuhada tergiur oleh mereka. Tapi, ini tidak berarti bahwa mereka lebih utama dari pada para Nabi dan syuhada. Melainkan kedudukan itu hanyalah semata-mata menunjukkan keistimewaan mereka. Keistimewaan itu tidak menjadikan mereka lebih utama dari para Nabi dan syuhada (sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya).

Posting Komentar

0 Komentar