Fenomena Bahasa Vickynisasi, Menjadi Sebuah Vickybulary

Kamus-besar-bahasa-vikcy12Demam Vickynisasi yang lagi ngetren, membuat masyarakat kian kreatif mengembangkan kata-kata Vikcy Prasetyo mantan tunangan Zaskia Gotik itu menjadi sebuah Vickybulary. Kreativitas masyarakat di jejaring sosial di situs online ini memang tak berdasar pada kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Bahasa Indonesia bukan, Inggris juga bukan. Namun, terlepas dari cara penggunaan berbahasa yang baik dan benar, Vickybulary pun cukup menghibur. Apa saja?

Makan = absorbsi nutrisi padat
Minum = absorbsi nutrisi cair
Buang air besar = mobilisasi eksternal residu makanan

Mandi = waterisasi ragawi
Tidur = mempertutup kelopak mata
Mimpi = visualisasi tak sadar diri

Menutup aurat = coverisasi organ seksuil
Kaya = Superioritas kemakmuran
Miskin = ketidakmampuan ekonomikal secara absolut

Membaca = interpretasi himpunan abjad
Gila = disorientasisasi rasionalitas

Upah = Kristalisasi Keringat
Idiot= impoten intelegensi
Selingkuh = konspirasi kesetiaan cinta
Pacaran = harmonisasi dua hati

Narsis = eksistensi statusisasi
Mengupil = eksplorasi alat nafas diri
Gaptek = mempertakut teknologi

Pakar Linguistik dan Tata Bahasa dari Universitas Indonesia (UI) Totok Suhardiyanto, sebagaimana dikutip liputan6.com belum lama ini mengungkapkan gaya bahasa Vikcy telah melanggar empat pelanggaran tata bahasa.

Pelanggaran tersebut antara lain, Afiksasi yakni penggunaan imbuhan. Kolokasi atau sanding kata, hukum diterangkan menerangkan (DM) dan terakhir yakni menyalahi struktur sintaksis dan semantik.

Fenomena Bahasa Vickynisasi - Bergaya Bahasa Tinggi untuk Menaikkan Status Sosial

Beberapa hari ini masyarakat Indonesia dihebohkan dengan fenomena Vickynisasi, yakni penggunaan bahasa Inggris dan bahasa yang seolah-olah menunjukkan intelektualitas tinggi, tetapi tidak pas dalam penggunaannya.

Fenomena itu bermula dari tayangan cuplikan wawancara Hendriyanto alias Vicky Prasetyo, mantan tunangan penyanyi dangdut Zaskia Gothic, yang diunggah ke situs Youtube. Petikan wawancara itu diambil dalam konferensi pers seusai Vicky melamar Zaskia di sebuah hotel mewah di Jakarta. Dalam wawancara itu, Vicky menggunakan istilah kebahasaan yang tidak lazim. Misalnya saja, labil ekonomi, konspirasi kemakmuran, serta mempertakut.

Belum lagi sejumlah kosakata asing yang kemudian digunakan tidak pada tempatnya. Semisal twenty nine my age, basically, serta engineering. Semua kosakata itu terlontar dengan fasih dari mulut Vicky. Dengan ekspresi penuh percaya diri Vicky mengucap kata-kata ibarat kaum intelektual. Padahal, entah mengerti atau tidak Vicky dengan apa yang diucapkannya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan kalimat berikut, ”Tetap di usiaku saat ini, ya twenty nine my age ya.

Tapi aku tetap masih merindukan apresiasi karena basically ya aku seneng musik walaupun kontroversi hati aku lebih menyudutkan kepada konspirasi kemakmuran yang kita pilih.” Dengan lugas dan lancar Vicky mengucap kata-kata itu di hadapan wartawan hingga kemudian tayangan itu diunduh dalam Youtubedan dilihat jutaan orang. Kata-kata yang terkesan lucu dan menggelikan itu kini akhirnya mewabah.

Masyarakat kemudian menjadikan kosakata Vicky sebagai ajang guyonan hingga muncul fenomena Vickynisasi. Psikolog dari Universitas Indonesia (UI) Farida Haryoko menilai Vicky sebagai orang yang berusaha menaikkan status sosialnya. Terlihat dari cara dia menjalin hubungan dengan public figure dan penggunaan istilah asing dalam tiap ucapan yang terlontar.

Dengan demikian, dia berharap agar mendapat tempat dan dilihat oleh kalangan sosial yang di atasnya. “Dia termasuk pada tipe social climber,yaitu orang yang ingin meningkatkan status sosial. Jadi dia menggunakan istilah bahasa Inggris agar diakui dalam kalangan di atasnya. Ingin menjadi bagian dari grup itu sehingga dia berusaha menyesuaikan pola pergaulan,” kata Farida. (Sindo/Solopos)

Posting Komentar

0 Komentar